Setelah postingan sebelumnya menceritakan tentang hari pertama saya di KL, sekarang berlanjut ke hari keduanya. Hari ini, 16 November 2012, tujuan wisata utama kami adalah Genting Highland. Apa itu Genting Highland? Ada apa saja di sana?
Secara singkat, Genting merupakan daerah wisata yang terletak di atas gunung. Mirip Puncak kalau di Indonesia. Di Genting ini, wisatanya terpusat di sebuah tempat bernama Resort World Genting Highland. Terdapat berbagai wahana yang menarik untuk dikunjungi di sini, antara lain theme park outdoor dan indoor, skyway (alias cable car), snow world, museum Ripley’s Believe it or not, dan yang paling terkenal adalah casino legalnya 😀 Oiya, ada hotel juga.
Saya dan Nisa yang sama-sama belum pernah ngerasain salju seumur hidup hanya berniat ke Snow World-nya Genting Highland, dengan sarana transportasi skyway untuk menuju ke wahana Genting-nya sendiri dan opsi tambahan Museum Ripley’s jika masih ada waktu. Sedangkan untuk theme park, kami tidak terlalu tertarik karena kami berpikir tidak akan banyak perbedaan dengan theme park lain yang sudah pernah kami kunjungi sebelumnya.
Genting Highland
Pagi ini kami awali dengan sarapan roti yang sudah disediakan hotel pada pukul 08.00. Sebenarnya, seorang teman di Indonesia sebelumnya menyarankan saya untuk segera membeli tiket bus menuju Genting pukul 08.00. Namun menurut informasi dari Kak Syarifah, bus menuju Genting baru ada jam 09.00, jadi kami tidak terburu-buru berangkat ke terminal. Lagipula terminalnya dekat, yaitu Terminal Pudu Sentral yang hanya berjarak 200 m dari hotel.
Selesai sarapan pukul 08.30 kami segera berjalan santai menuju Terminal Pudu Sentral. Sampai di terminal sekitar pukul 08.45 (karena jalannya santai :D), kami langsung menuju konter bus menuju Genting yang terletak di lantai 2 terminal. Konter tersebut bertuliskan “Go Genting” di atasnya.
Saat tiba di sana, kami langsung menyatakan hendak memesan tiket bus ke Genting untuk keberangkatan pukul 09.00 alias 15 menit lagi. Dan tahukah Anda saudara-saudara?? Tiket untuk bus jam 09.00 sudah habiiissss 😦 Ternyata benar kata teman saya, jam 08.00 harusnya saya sudah memesan tiket karena jam 09.00 adalah jam favorit keberangkatan ke Genting (karena keberangkatan pertama), dan busnya cuma ada sejam sekali, yang artinya saya baru bisa berangkat ke Genting jam 10.00!! Huaaa rugi sejam deh saya.. 😦
Seakan tak cukup cobaan hari itu, seharusnya tiket skyway juga dapat dibeli di konter tersebut. Namun ternyata, terdapat pengumuman di kaca konternya yang kira-kira tulisannya begini:
“Skyway ditutup sementara sejak tanggal 15-17 November 2012 karena sedang ada maintenance”
Subhanallah, ternyata belum rejeki kami untuk naik skyway. Bahkan skyway-nya benar-benar ditutup di tanggal kami berada di KL yaitu 15-17 November -_-” Ya sudahlah, karena sebenarnya kami sudah pernah merasakan cable car di Taman Mini, kami ikhlaskan saja rencana yang belum bisa terlaksana ini.. 😦
Jadi, berdasarkan pengalaman ini, saya menyarankan:
- Belilah tiket bus ke Genting sepagi mungkin, paling aman mulai jam 08.00 untuk keberangkatan jam 09.00.
- Cek waktu maintenance cable car di website ini. Saya sendiri sih tidak merasa melihat ada info mengenai maintenance tersebut hingga saat saya berangkat ke KL. Mudah-mudahan di masa yang akan datang ada info lebih jelasnya.
Selain membeli tiket bus pergi, kami juga sekalian membeli tiket bus kembali ke Pudu Sentral. Kami memilih bus jam 15.00 karena masih banyak tempat-tempat yang harus kami kunjungi di KL hari ini.
Dari jam 09.00 hingga jam 10.00 kami jalan-jalan keliling terminal untuk melihat-lihat apa yang dijual. Tak disangka saya menemukan komik Doraemon berbahasa Melayu. Iseng saja saya beli untuk bacaan di kala senggang sekaligus sebagai souvenir 😀
Pukul 09.50 kami turun ke platform 1 (jadi ruang tunggu terminal ini terletak di lantai 1-3, sedangkan platform busnya di basement), dan pukul 10.00 lebih dikit bus bertuliskan Genting berwarna ungu pun datang. Kami duduk sesuai nomor kursi yang ada di tiket. Dan ternyata bus jam 10 ini ga terlalu penuh, jadi memang jam keberangkatan favorit adalah jam 9 tadi. Dicatat ya 😀
Dari Pudu Sentral kita akan naik bus menuju lower skyway. Dari lower skyway ini kita akan seharusnya naik skyway (cable car) ke upper skyway. Di upper skyway inilah Resort World Genting Highland berada. Perjalanan ke lower skyway dari Pudu Sentral memakan waktu 1 jam. Sampai di lower skyway sebenarnya ada juga konter untuk membeli tiket skyway, jadi bisa juga kalau baru mau beli di sini.
Karena pada saat kami di sana skyway sedang di-maintenance, disediakan free shuttle yang akan membawa kami ke upper skyway. Free shuttle ini bus yang menyerupai bus Aerobus yang sudah saya ceritakan di postingan sebelumnya. Perjalanan dari lower skyway ke upper skyway ini melewati pemandangan yang sangaaatt indah. Jalannya menanjak dengan kemiringan hampir 45 derajat. Di kanan-kiri jalan terhampar hutan yang rindang dan hijau. Selain itu, ada juga kuil yang sangat indah. Saya bingung, ngapain ya susah-susah ngebangun kuil di situ dan gimana caranya ngangkutin batu-batu dan material bangunan di tempat setinggi itu pada jaman dulu?

Ternyata track yang kami lalui ini sejalan dengan track skyway. Saya menyadarinya ketika melihat kabel besar tempat tergantungnya cable car yang terbentang di atas hutan. Wah, kebayang pasti seru sekali kalau naik cable car di atas hutan rindang itu >_<(tapi Nisa yang takut ketinggian, bersyukur kami ga jadi naik cable car :D) Sekitar 15 menit dari lower skyway, kami mulai dikelilingi kabut alias awan tipis. Benar-benar indah deh pokoknya, rasanya beda dengan dikelilingi awan waktu naik pesawat 😀 Tapi saya juga agak pusing karena jalannya yang menanjak tinggi dan berkelok-kelok.
Perjalanan ini memakan waktu setengah jam sendiri. Jadi total 1,5 jam kami baru sampai di Resort World-nya, alias sudah jam 11.30. Oleh sebab itulah keberangkatan jam 09.00 sangat favorit (dan sangat saya sarankan), semakin cepat sampai semakin baik supaya Genting-nya belum terlalu penuh dan bagi yang mau ke theme park, ngantre-nya juga ga terlalu panjang.
Btw, hari ini kan padahal hari Jumat di mana para lelaki akan melaksanakan solat Jumat. Tapi Genting-nya tetap penuh, lho. Mungkin ada tempat untuk solat Jumat kali ya di sana.
Kemudian kami langsung mencari lokasi Snow World. Hasil bertanya-tanya dengan beberapa pak satpam, katanya Snow World terletak di indoor theme park, yaitu di First World Hotel (ini nama hotel yang ada di Genting). Kami pun berjalan kaki ke sana karena letak hotelnya agak jauh dari tempat kami turun dari Shuttle Bus.

Sampai di konter pembelian tiket Snow World, kami membayar RM 25 untuk masing-masing, dan kami diberi tahu mbak-mbak kasirnya bahwa jam masuk berikutnya adalah jam 12.30. Saat itu saya baru tau kalau di dalam ruangan bersalju itu dibatasi waktu kunjungannya cuma 40 menit. Ya sudah deh, kami nunggu lagi sambil berjalan-jalan di dalam indoor theme park melihat-lihat wahana, toko-toko, serta suguhan hiburan yang ada di sana.
Pukul 12.20 kami sudah mengantre masuk ke Snow World. Alhamdulillah mengantrenya tidak lama. Begitu masuk, kami diberikan kunci loker untuk menaruh tas dan sepatu. Kamera dan hp juga tidak boleh dibawa masuk. Lalu kami dipersilakan memilih winter coat, sarung tangan, serta sepatu boot sesuai ukuran. Habis itu masuk deh ke ruangan bersaljunya.
Di ruangan yang bersuhu -6 derajat celcius ini rasanya seperti di dalam kulkas. Ternyata seperti ini ya rasanya winter. たいへんだ~。 😦 Maaf ya saya norak, secara belum pernah ngerasain salju seumur hidup. 😛
Di dalam ruangan ada beberapa fotografer yang siap memfoto kita di beberapa spot menarik. Selesai difoto dengan beberapa gaya, kami diberikan karcis yang dapat “ditukar” foto di pintu keluar nanti. Maksudnya “ditukar” ini tentu saja ditukar dengan uang alias beli. Hehe.. 😀
Seru juga bermain-main di sini. Kita bisa bermain seluncuran dengan ban yang sudah disediakan, atau bisa juga main lempar-lemparan salju. Beberapa menit sekali ada salju yang turun dari atap. Hahaha 😀 Ada rumah igloo, ada juga ruangan mirip taman yang agak lebih hangat lengkap dengan kursi tamannya.
Ternyata 40 menit itu memang waktu yang pas untuk main-main di dalam “kulkas” ini. Kalo lebih dari itu, kayaknya saya juga ga akan kuat >_< Pukul 13.10 ada peluit yang ditiup seperti di akhir pertandingan sepak bola 😀
Setelah mengembalikan jaket, sarung tangan, dan sepatu boot, kami langsung mengantre untuk ambil foto. FYI, harga selembar fotonya RM 40, kalau beli 3 jadi RM 100. Mahal ya 😦 Lebih mahal daripada masuk ke wahananya sendiri. Tapi kami tetap beli 3 foto. Haha. Ini salah fotonya
Antre foto ini ternyata memakan waktu 40 menit sendiri. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 13.45. Karena bus yang akan membawa kami ke Pudu Sentral berangkatnya dari lower skyway, kami harus memperhitungkan waktu 30 menit dari upper skyway ke lower skyway. Berarti paling lambat 14.15 kami harus sudah naik shuttle. Tadinya kami ingin mengunjungi Museum Ripley’s. Namun rasanya 30 menit tidak akan cukup dan malah boros tiket masuk museum yaitu RM 22 tapi ga puas. Jadi kami memutuskan tidak jadi ke sana 😦
Jadi saran saya jika mau puas main-main di Genting Highland, menginaplah di salah satu hotel di sana dan habiskan sekitar 2 hari untuk keliling-keliling. Satu hari untuk outdoor theme park, dan satu harinya untuk indoor theme park plus snow world dan museum ripley’s.
Sesuai dugaan, shuttle bergerak turun pukul 14.15. Sampai di lower skyway pukul 14.45, kami langsung menuju platform bus keberangkatan ke Pudu Sentral. Dan pukul 15.00 bus pun datang, kami pun kembali ke KL.
Pukul 16.00 kami sampai di Pudu Sentral. Rencana hari ini dilanjutkan dengan mengunjungi Islamic Arts Museum, Masjid Negara, Bukit Bintang, dan Twin Tower.
Islamic Arts Museum KL
Begitu sampai Pudu Sentral, kami langsung bertanya-tanya bagaimana cara ke Islamic Arts Museum dari terminal. Dari sekian banyak orang yang kami tanyain, mencakup satpam, bagian informasi, dan warga, semua membari tahu bahwa tidak ada cara lain selain naik taksi. Padahal kami menduga naik taksi pasti mahal harganya. Namun karena tidak ada pilihan lain, kami pun akhirnya tetap naik taksi.
Sampai di Islamic Arts Museum, kami harus membeli tiket masuk di bagian resepsionisnya. Mbak resepsionisnya ramah sekali. Begitu kami datang dia langsung menjelaskan bahwa tiket masuk untuk umum RM 12 dan untuk pelajar RM 6. Tanpa ba-bi-bu, dia langsung bilang “Jadi adik-adik mau beli 2 tiket pelajar kan?” Kami berdua otomatis langsung mengangguk kompak. Hahaha. Dasar sama-sama anak kos, ga bisa lihat diskonan 😛
Museum ini koleksinya sangat lengkap. Di lantai dasar ada ruangan khusus penjelasan asal mula negara Malaysia. Di lantai 1 ada miniatur berbagai masjid terkenal di dunia, seperti Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Masjid Quba, dan lain-lain. Selain itu ada berbagai naskah Islam, berbagai jenis tajwid, cara baca Al Qur’an dari jaman dulu sampe modern, Al Qur’an dari masa ke masa, alat-alat rumah tangga dengan ukiran Islam, Al Qur’an terkecil di dunia, dan masih banyak lagi deh pokoknya. Sayang sekali karena kami datang sudah terlalu sore, jadi tidak bisa lama-lama di sana, karena jam tutupnya adalah jam 18.00. Jadi ga bisa mengamati semua barang yang dipamerkan di sana dengan detail 😦

Masjid Negara
Pukul 18.00 kami menuju Masjid Negara untuk solat. Jam segini baru solat Ashar? Ga parah-parah banget sih, soalnya solat Maghribnya masih sekitar jam 19.00, jadi jam 18.00 itu mirip-mirip jam 17.00 lah kalo di Indonesia. Oh iya, Masjid Negara ini terletak sangat dekat dengan Museum, jalan kaki juga ga capek, kok.
Masjid Negara ini dekorasinya bagus dengan dominasi warna biru. Tapi karena saya tidak terlalu mengerti arsitektur, saya tidak bisa menggambarkan dengan detail seperti apa.
Bagian dalam masjidnya yang buat tempat solat sangat nyaman. Karpetnya empuk, jadi sehabis solat, kami sempet tidur-tiduran sebentar untuk meluruskan badan. Ini fotonya

Foto ini diambil dari luar tempat solat karena di dalam tidak boleh foto-foto.
Banyak juga turis bule dan chinese yang datang berkunjung. Karena mereka tidak menutup aurat, mereka diberikan semacam jubah berwarna ungu yang menutup tubuh mereka dari atas-sampe bawah. Sayangnya saya ga kepikiran buat ngefoto mereka 😛
Selesai solat kami berjalan-jalan sejenak di sekitar masjid untuk foto-foto. Di salah satu bagian masjidnya ada taman makan pahlawan Malaysia. Banyak warga yang terlihat berziarah dan berdoa di situ (tapi bukan doa minta rejeki, ya, melainkan mendoakan pahlawan yang sudah wafat) 😀
Di bagian luar masjidnya ada taman yang cukup luas untuk duduk-duduk dan main-main. Tak disangka di salah satu sudutnya, terlihat pemandangan puncak Menara KL. Jadi kami iseng foto-foto 😀
Tak terasa hari mulai gelap dan perut kami keroncongan. Kami pun segera mencegat taksi di jalan untuk mengantarkan kami ke Jalan Alor di Bukit Bintang. (Kami tidak berusaha mencari sarana transportasi lain karena benar-benar sudah lelah dan lapar :D)
Jalar Alor
Sopir taksi kami baik sekali. Beliau mau memakai “meter”, atau “argo” dalam bahasa Indonesia (beberapa kali kami bertemu supir taksi yang tidak mau memakai meter. Sesampainya di Jalan Alor, sebelum turun, beliau memperingatkan, “di sini kebanyakan chinese food, hanya beberapa saja yang masakan melayu”. Mungkin karena kami memakai jilbab, beliau memperingatkan akan kemungkinan tidak halalnya makanan di sini. Sekali lagi I found benefit from wearing hijab kalo lagi di luar negeri 🙂
Kami pun mengucapkan terima kasih dan langsung turun. Ternyata, benar kata pak supir itu. Sejauh mata kami memandang hanya ada tulisan kanji..kanji..dan kanji.. -__- Karena haus, kami membeli minum air mata kucing yang khas Malaysia itu.
Kami pun menyusuri jalan sambil berusaha mencari restoran yang halal. Jujur, saya kecewa dengan ulasan yang saya baca di internet tentang jalan alor, tidak ada yang bilang kalau di sini mayoritas chinese food, argh! 😦
Akhirnya kami menemukan beberapa restoran Melayu, namun entah kenapa tidak menarik di mata kami. Sejujurnya, jalan alor ini mirip malioboro. Jadi agak kotor gitu. Ada juga beberapa gerobak yang menjual chestnut, es krim turki yang kalo beli dikerjain dulu sama pedagangnya, dan kacang rebus. Ada juga yang jual mainan dan cinderamata. Hingga sampai ujung jalan ini, kami benar-benar tidak menemukan makanan yang sesuai selera kami 😦
Tapiii, buat kamu yang tidak ada food restriction, di sini banyak sekali makanan chinese dan thailand sejauh yang saya lihat. Ada seafood, sayur-sayuran, tom yum, dan lain-lain. Jadi, ulasan yang bilang bahwa Jalan Alor itu pusat kuliner KL memang ada benarnya. So, maybe it’s really highly recommended and you’ll find some delicious foods here 🙂
Twin Tower Malam Hari
Keluar dari jalan alor, kami masih berusaha mencari makan. Ternyata, ga jauh dari jalan alor, ada restoran India Muslim, namanya “Hanifa”. Akhirnya kami makan roti nan dengan lauk semacam kacang arab berbumbu khas rempah India. Cukup enak, tapi porsinya gede banget. Jadi kami agak menyesal beli 2, harusnya beli 1 saja buat berdua. Tapi alhamdulillah kenyang 🙂

Di restoran ini, tanpa sengaja kami bertemu seorang ibu-ibu TKW. Ibu itu yang pertama menegur kami. Beliau bisa melihat kalo kami dari Indonesia mungkin mendengar percakapan kami. Beliau bertanya, sedang apa kami di sini? Kami bilang, jalan-jalan aja. Lalu ibu itu mengingatkan, hati-hati ya di sini, tasnya ditaruh di depan. Lalu beliau juga bertanya kami menginap di mana. Kami bilang di Jalan Pudu. Wah jauh sekali, kata ibu itu, cepet pulang ya kan udah malam (saat itu sudah hampir pukul 21.00). Dengan sederet peringatan dari ibu itu, kami pun merasa agak was-was dan mempercepat makan kami.
Sayangnya selesai makan, masih ada 1 spot yang harus kami kunjungi yaitu Twin Tower malam hari. Bukan rahasia lagi bahwa Twin Tower terlihat sangat indah kalau malam dengan lampu-lampunya. Kami pun bermaksud mencari taksi untuk langsung ke sana. Tapi ternyata, peringat ibu tadi sangatlah benar.
Begitu keluar dari restoran dan ke jalan untuk mencari taksi, ternyata di jalan kanan kiri jalan ini, semuanya pub alias diskotek ga bener. Ada juga pijat plus-plus. Aaaaaa. Can you imagine??? Dua cewek polos berjilbab, perawan, tanpa kenalan dan hanya bermodal peta jalan-jalan di tempat kayak gituuu >_< Kami pun mempercepat langkah, pas nemu taksi, supirnya mukanya serem dan badannya gede. Mana berani kami naik. Alhamdulillahnya, twin tower yang sangat tinggi itu kelihatan dari jalan ini, tapi dari peta kelihatannya jauh banget. Akhirnya kami nekad, kami putuskan untuk berjalan kaki ke twin tower dengan modal melihat puncaknya dari kejauhan >_<
Sudah berjalan sekitar setengah jam dengan bantuan peta, kok ga sampe-sampe ya? Memang sih makin kelihatan gede twin towernya (artinya hingga saat ini kami masih di jalan yang benar). Dalam hati, saya ga berhenti berdoa, “ya Allah jagalah kami, tunjukkan jalannya bagi kami” >_<
Kemudian alhamdulillah akhirnya kami menemukan penunjuk jalan gede yang bertuliskan “twin tower 1 km, KL tower 800 m”. Oalaah ternyata masih 1 km lagi. Semangaatt!!! Kami pun mengikuti petunjuk jalan itu. Sekitar 15 menit setelah melewati penunjuk jalan itu, masih belum sampe juga. Haha. Tapi tanpa sengaja kami menemukan spot untuk foto dengan puncak KL tower malam hari. Akhirnya kami istirahat sambil foto-foto di situ.
Setelah foto, kami melanjutkan perjalanan, dan tepat jam 22.00 kami pun sampai di Twin Tower!!! Alhamdulillah wa syukurillah. It was worth the pain though 😀 Emang beneran indah banget si Twin Tower malam hari ini. Kami pun foto-foto hingga batere kamera kami habis 😀
*****
Alhamdulillah rencana hari ini berjalan dengan lancar. Ini ringkasan itinerary kami hari ini:
- 09.00 Beli tiket bus ke Genting
- 10.00 Bus berangkat ke Genting
- 11.00 Sampai lower skyway, naik free shuttle ke upper skyway
- 11.30 Sampai upper skyway, genting highland theme park
- 11.55 Beli tiket masuk snow world
- 12.30 Masuk snow world
- 13.10 Keluar snow world, antre beli foto
- 13.45 Selesai antre foto, menuju free shuttle
- 14.15 Free shuttle berangkat ke lower skyway
- 14.45 Sampai lower skyway
- 15.00 Naik bus kembali ke Pudu Sentral
- 16.00 Sampai Pudu Sentral, makan, cari transport ke Islamic Arts Museum
- 17.00 Sampai Museum
- 18.00 Ke masjid Negara
- 19.00 Ke Jalan Alor, Bukit Bintang
- 21.00 Ke Twin Tower jalan kaki
- 22.00 Sampai twin tower, foto-foto
- 23.00 Sampai hotel
One thought on “Trip to KL-Singapore Day #2 : Genting Highland, Islamic Arts Museum, Masjid Negara, Bukit Bintang, Twin Tower”