Heyho! Alhamdulillah saya telah tiba lagi di tanah air tercinta Indonesia Raya 🙂 Tak sabar rasanya hendak membagikan pengalaman saya menjelajahi negeri jiran Malaysia (Mal) dan Singapore (Sg) seminggu kemarin. Sampai bingung mau cerita bagian mana terlebih dahulu. Karena itu, mari kita mulai dari hari pertama saya tiba di Mal, lebih tepatnya di Kuala Lumpur (KL).
Take off
15 November 2012. Pesawat saya dijadwalkan take off pukul 07.35 WIB, yang artinya saya harus check in mulai pukul 05.30. Dari Bandung ke Jakarta saya menumpang travel Cipaganti yang menjemput saya di kosan pukul 00.30 T_T So early in the morning ya.. Sebetulnya saya bisa saja memesan travel yang pukul 02.00, namun pihak Cipagantinya tidak mengijinkan karena khawatir ada apa-apa di jalan. Ya sudahlah, lebih baik tiba terlalu cepat daripada panik karena hampir terlambat >_<
Pukul 03.45 saya sampai di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Terminal 3 ini adalah terminal khusus low cost airlines, tapi terminalnya sangat bagus dan nyaman. Walaupun masih sangat dini hari, sudah banyak calon penumpang di terminal ini. Maklumlah, namanya juga low cost airlines, jadwal terbangnya pasti ga nyaman. Entah tengah malam, atau dini hari.
Saya langsung mencari musola untuk ngadem dan menunggu waktu solat subuh. Musolanya enak sekali. Walaupun ukurannya tidak terlalu besar, tapi ber-AC, berkarpet yang hangat, dan tempat wudhu cewe-cowo dipisah, serta tempat wudhu cewenya tertutup, lho. Waktu saya sampai musola, sudah ada beberapa orang yg lagi numpang tidur. Saya pun menyempatkan qiyamul lail serta solat sunnah safar. Tidak beberapa lama, adzan subuh pun berkumandang. Saya pun solat berjamaah dengan beberapa calon penumpang lain.
Sekitar pukul 05.30 sepupu saya, Nisa, (yang semalam menginap di kosan temennya di Jakarta) sampai juga di terminal 3. Kami pun langsung menuju konter Mandala untuk check in (jadi Tiger Airways kalo di Indonesia dioperasikan oleh Mandala). Saat itu antrian untuk check in tujuan Bangkok panjang sekali, sementara yang KL tidak terlalu panjang. Rupanya banyak juga yang memanfaatkan momen libur panjang ini untuk jalan-jalan keluar negeri 🙂
Selesai check in kami harus mengantre untuk cap imigrasi dulu sebelum bisa masuk ke ruang tunggu. Setelah cap imigrasi, barang bawaan kabin saya harus melewati scanner. Saat itu ketahuan lah kalo saya membawa 2 minuman kotak. Alhasil saya disuruh minum sekarang sama petugasnya. Saya mengiyakan, tapi begitu petugasnya sibuk memeriksa penumpang lain, saya langsung menjauh dan ga jadi meminum minumannya 😛
Ruang tunggunya ternyata digabung untuk semua tujuan, tidak seperti ruang tunggu di terminal lain yang 1 ruangan untuk 1 tujuan. Tapi ruangannya cukup luas kok, jadi tidak terlalu terlihat penuh. Tidak beberapa lama, penumpang Mandala tujuan KL pun dipanggil untuk boarding.
Malaysia, here I come!! Bismillahi majreha wa mursaha inna robbi la ghafururrahiim..
Tiba di Kuala Lumpur
Dua jam kemudian pesawat pun landing di LCCT Kuala Lumpur. Saat itu waktu setempat sudah menunjukkan pukul 10.30. Terdapat perbedaan waktu 1 jam lebih cepat antara Jakarta dan KL.
Sesampainya di KL, kami berencana memesan tiket bus untuk ke Sg terlebih dahulu untuk hari Sabtu malam sebelum memulai penjelajahan di KL. Tiket ini dapat dibeli di Terminal Bersepadu Selatan (TBS). Untuk menuju ke TBS, kami harus naik bus dulu ke terminal KL Sentral. Dari terminal inilah perjalanan ke segala penjuru KL dapat dilakukan.
Terdapat beberapa armada bus yang melayani jurusan LCCT-KL Sentral. Saya memilih menaiki bus AEROBUS. Tiket Aerobus dapat dibeli di konter tepat di pintu keluar setelah pengambilan bagasi. Harga tiketnya RM 8 saja. Busnya sendiri ngetem di pintu keluar bandara. Dari pintu keluar belok kiri, jalan terus aja mengikuti jalur, bus-bus yang menuju KL Sentral terdapat di ujung jalur ini.

Bus ini berangkat saat penumpang sudah penuh. Ketika kami masuk bus, hanya tinggal beberapa kursi lagi yang belum penuh, karena itu kami menunggu tidak terlalu lama hingga bus ini berangkat.
Bus ini ber-AC dan kursinya empuk. Tapi lantainya tidak terlalu bersih. Penampakan bagian dalam bus menyerupai bus Damri, tapi masih lebih bagus bus Damri karena bus Damri bersih dan tidak berdebu. Secara umum, not bad lah..
Perjalanan LCCT-KL Sentral memakan waktu 1 jam. Setibanya di KL Sentral, kami bertanya ke 2 orang mbak-mbak Malaysia berjilbab bagaimana caranya ke TBS dari sini. Kata si mbak-mbak kita bisa naik KTM, tiketnya bisa dibeli di loket KTM.
Loket KTM ini terletak di lantai 1 (bus Aerobus sendiri parkir di basement), jadi kami harus naik tangga sambil bawa koper kami yang berat-berat ini. Sampai di lantai 1 yang berbentuk seperti hall besar, saya langsung salut sama pemerintah Mal. Terminal KL Sentral ini bersih banget, luas, ber-AC, dan semua petunjuk jelas terlihat dalam bahasa Melayu dan Inggris. Di bagian pinggir hall terdapat konter tiket dan bagian informasi, di bagian tengahnya ada toko-toko yang menjual cemilan, majalah, dan pernak-pernik lainnya. Ada juga beberapa restoran seperti McD dan lainnya. Pokoknya, kalau menunggu kereta di sini, pasti tidak akan bosan dan merasa nyaman.
Kami menuju konter yang ada mbak-nya untuk bertanya bagaimana cara ke TBS. Mbaknya ramah banget dan berusaha mendengarkan bahasa Indonesia saya. Katanya kalau mau ke TBS, naik KTM tujuan Bandar Tasik Selatan. Nanti turun di sana, akan langsung terlihat gedung TBS itu sendiri. Harga tiket KTM ke TBS hanya RM 1. Nah buat yang belum tau apa itu KTM, nanti akan saya jelaskan secara mendetail mengenai berbagai mode transportasi di KL di postingan tersendiri 😀
Saat menunggu di platform yang disebutkan si mbak, kami tanpa sadar mendengar 2 orang mas-mas dan bapak-bapak lagi ngobrol pakai bahasa Indonesia, dan dari obrolannya sepertinya mereka akan ke TBS juga. Saya pun memberanikan diri menegur mereka. Ternyata benar mereka orang Indonesia. Si mas adalah pelancong seperti kita, tapi si bapak sudah beberapa tahun tinggal dan bekerja di KL. Kami pun langsung meminta ditunjukkan kalau sudah sampai TBS.
15 menit kemudian KTM yang ditunggu tiba. Kami naik bersama mas dan bapak tersebut.

Sekitar pukul 12.45, kami sampai di Bandar Tasik Selatan. Dari platform kami harus berjalan agak jauh untuk menuju TBS. Sebenarnya jaraknya tidak jauh, bahkan gedung TBS itu sudah terlihat dari sejak turun KTM. Namun kami harus melewati semacam jembatan penyebrangan untuk menuju bagian dalamnya.

Di bagian dalam TBS, ternyata lebih nyaman lagi daripada KL Sentral. Suasananya mirip bandara. Ada papan penunjuk digital mengenai bus-bus yang datang dan berangkat seperti di bandara, konter pembelian tiketnya pun seperti konter check in bandara. Wah saya norak banget pokoknya karena merasa tidak ada terminal bus dan kereta yang sebagus ini di Indonesia >_<
Sebelum berpisah dengan mas dan bapak tersebut, kami menanyakan bagaimana caranya dari TBS ke Jalan Pudu, yaitu letak hotel kami. Kata si bapak dari bagian bawah TBS ada Bus RapidKL yang melayani tujuan Jalan Pudu. Nanti tinggal naik itu saja.
Kami pun langsung menuju salah satu konter yang ada tulisan dengan tujuan Singapore-nya. Di situ kami menyebutkan bus yang kami inginkan, yaitu bus malam pada hari Sabtu tanggal 17 November. Pada awalnya si mbak konter memberikan pilihan pukul 22.30. Ternyata yang itu harganya RM 70 dan bermerk FiveStar. Saya pun langsung menanyakan bus merk lain yang sudah saya cari tahu ketika di Indonesia, yaitu bus Transnasional. Ternyata dengan bus Transnasional ke Singapore adanya pukul 23.59 dan harganya cuma RM 46,3. Kami pun lebih memilih bus Transnasional. Untuk mem-booking bus tersebut, kami harus menunjukkan paspor kami. Setelah itu, kami pun diberi print-out tiket bus dan membayar.
Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 dan kami merasa kelaparan. Kami pun memutuskan untuk makan di food court di TBS sebelum melanjutkan perjalanan ke hotel.
Untuk makan di food court ini, kami harus membayar dengan menggunakan kartu yang diisi pulsa. Kartu tersebut dapat dibeli di konter di sebelah jalan masuk food court. Karena yang makan 2 orang, maka kami harus mengisi kartu minimal RM 20. Nanti kalau di kartunya masih ada sisa saldo, dapat diuangkan kembali.
Saya pun memesan nasi goreng Thailand dan minuman Ribena Laici. Apa itu Ribena Laici? Ribena itu black currant dan Laici itu Leci. Jadi intinya minuman rasa black currant yang dikasih beberapa buah leci. Lumayan enak :9 Makan siang hari ini saya habis RM 8,7. Harga standar food court dengan rasa standar food court juga. Lumayan.. 🙂

Selesai makan, kami menuju pemberhentian bus RapidKL yang diberi tahu bapak tadi. Kebetulan sekali ketika kami datang, bus tujuan Pudu lah yang lagi ngetem di situ. Langsung saja kami naik dengan membayar RM 2 ke pak supir di depan pintu masuk.
Bus ini berbeda dengan Aerobus tadi. Bus ini lebih mirip bus dalam kota seperti di Jepang. Ada tempat duduk khusus ibu hamil, orang tua, serta orang cacat. Busnya nyaman sekali. Alhamdulillah sejauh ini moda transportasi yang kami naiki nyaman semua.
Dari TBS ke Pudu memakan waktu sekitar 20 menit. Bus ini berhenti di terminal Pudu Sentral. Dari Pudu Sentral ke hotel kami tinggal berjalan kaki. Tapi jalan kakinya lumayan sih, sekitar 200 m. Capek juga kalau sambil bawa-bawa koper 😦
Sampai di hotel kami langsung check in dan si mbak resepsionis sudah mengenali nama saya karena sebelumnya sudah beberapa kali menelepon. Nama mbaknya Syarifah. Kami memanggilnya Kak Syarifah. Usianya sudah paruh baya, sih, sekitar 30-an. Orangnya sangat ramah dan helpful.
Tapi ada yang saya sayangkan. Dari website hotel ini, disebutkan kamar superior (yang berisi bed untuk 2 orang dan kamar mandi pribadi) berharga RM 60 semalam. Tapi begitu sampai sana ternyata harganya RM 90. Rupanya websitenya kurang update 😦 Karena sudah lelah dan malas mencari penginapan lain yang lebih murah, kami deal saja dengan harga tersebut. Begini penampakan kamarnya. Bagian tengah itu adalah dinding yang memisahkan kasur dan kamar mandi.

Setelah check in, kami beristirahat sebentar sembari solat jamak zuhur-ashar. Setelah tenaga cukup terkumpul kembali, kami pun memulai penjelajahan kami di KL!! \^o^/
Masjid Jamek, Merdeka Square, Central Market, Petaling Street
Tempat-tempat di atas kami pilih untuk kami datangi hari ini karena tempat-tempat tersebut terletak saling berdekatan satu sama lain. Saya pun menanyakan Kak Syarifah bagaimana cara ke Masjid Jamek dari hotel. Ternyata bisa dengan berjalan kaki. Dengan berbekal peta KL dari temennya Nisa, kami pun berjalan kaki ke Masjid tersebut.
Ternyata, jalan kakinya cukup jauh juga T_T sekitar 500 m. Daann sesampainya di masjid yang dimaksud, ternyata masjid tersebut lagi direnovasi dan ditutup hinggal 6 bulan ke depan. Yahh..sayang banget ga bisa lihat masjid yang terkenal karena sejarah panjangnya serta keindahannya ini.. 😦
Kami pun melanjutkan perjalanan ke Merdeka Square (masih dengan berjalan kaki). Di seberang Merdeka Square terletak Sultan Abdul Samad Building yang bagus sekali cahaya lampunya kalau malam. Namun siang-siang juga tetap bagus buat foto-foto 🙂
Di sebelah Merdeka Square terdapat Museum tentang KL sangat menarik. Namanya Galeri KL. Di depannya ada monumen bertuliskan I Love KL yang jadi spot foto wajib buat orang-orang yang ke sini 😀

Di Galeri KL ini pertama-tama kami diajak masuk ke ruangan yang gelap dan luas. Di tengah-tengah ruangan tersebut terdapat meja yang sangat besar dan berisi peta KL beserta diorama gedung-gedungnya dengan letak yang sesuai dengan kenyataan. Kemudian kami diputarkan video tentang pariwisata di KL. Saat video diputar, lampu-lampu di diorama tersebut menyala sesuai penjelasan. Menarik sekali. Sayang fotonya ga ada yang bagus soalnya ruangan gelap dan skill fotografi kami berdua sama-sama pas-pasan. Hehe..
Ada juga toko souvenirnya yang bagus-bagus sekali. Saya tidak membeli apa-apa di sini karena harganya lumayan mahal. Tapi sekarang saya menyesal tidak membeli notebook berdesain khas KL padahal saya sering banget nulis di notebook 😦
Tujuan kami selanjutnya adalah Central Market atau Pasar Seni. Kami juga ke sini dengan berjalan kaki karena tidak tahu harus naik bus apa dari Galeri KL dan jaraknya juga tanggung kalau naik bus kayaknya.
Central Market merupakan bangunan 2 lantai berisi stall-stall yang berjualan macem-macem oleh-oleh khas Malaysia, seperti gantungan kunci, kaos, mug, patung Twin Tower kecil, dompet, kain, baju, sandal, coklat, minuman, dan lain-lain. Di lantai 2 ada food court, jadi kalo kecapekan abis belanja, bisa makan di sini. Harga souvenirnya murah meriah banget. Di sini tempat souvenir termurah yang saya temukan selama berjalan-jalan di KL. Pokoknya saya merekomendasikan tempat ini untuk belanja oleh-oleh, deh 🙂

Sepuasnya belanja oleh-oleh untuk sanak saudara dan handai taulan, kami melanjutkan eksplorasi ke Petaling Street atau Chinatown. Namun saya agak kecewa dengan chinatown ini.
- Tidak ada yang jualan souvenir khas cina sama sekali (atau ada tapi sangat dikit), kayak jimat-jimat yang bisa dijadiin gantungan kunci, kipas, dompet, atau tas motif cina. Yang dijual malah kaos-kaos biasa (yang bahkan bukan kaos bertulisan KL atau Malaysia) dan tas-tas yang bisa saya temukan di Pasar Baru, Bandung. Bahkan masih lebih bagus di Bandung -_-“
- Pilihan kulinernya juga sedikit. Kebanyakan chinese food yang tidak dapat dijamin kehalalannya. Akhirnya kami berdua cuma jajan chestnut yang terkenal khas Malaysia itu (padahal ga beda jauh sama biji salak rebus). Untungnya chestnutnya enak jadi bisa dijadiin cemilan di kala lapar di tengah jalan.
- Tidak ada kuil cina yang sangat bagus. Yang ada cuman kuil kecil yang sangat minim dekorasi.
- Tempatnya kotor jadi kurang nyaman untuk jalan-jalan.
Kami pun tidak lama di sini. Dan tanpa terasa hari sudah mulai gelap, sudah pukul 19.00. List tempat-tempat yang mau kami datangi hari ini sudah didatangi semua. Tapi kami merasa jam segini masih terlalu sore untuk pulang 😛 Akhirnya kami memutuskan kembali ke Central Market karena Nisa merasa kakinya sakit kalo 6 hari ke depan jalan-jalan pake sepatu cantik yang dia bawa, jadi dia ingin membeli sandal di Central Market. Setelah itu kami pun makan sambil menghitung-hitung pengeluaran hari ini di foodcourt-nya Central Market.
Sekitar pukul 20.00 kami memutuskan untuk pulang karena besok kami akan ke Genting Highland dan harus bangun pagi-pagi supaya tidak terlambat untuk naik bus menuju ke sana.
Sampai jumpa di destinasi-destinasi berikutnya!! ^_^d
*****
Ringkasan itinerary kami hari ini sebagai berikut:
- 05.30 Check in di konter Mandala tujuan KL, terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta
- 07.35 Take off
- 10.30 Landing di LCCT KL, melewati konter imigrasi, ambil bagasi
- 11.00 Keluar bandara, beli tiket Aerobus
- 12.15 Sampai KL Sentral, beli tiket KTM ke Bandar Tasik Selatan
- 12.30 Naik KTM
- 12.45 Sampai Bandar Tasik Selatan, ke TBS, booking tiket bus malam Transnasional ke Sg, makan siang
- 14.00 Naik bus RapidKL menuju Jalan Pudu
- 14.45 Sampai hotel, check in, solat
- 15.00 Ke masjid Jamek, sultan abdul samad building, merdeka square, galeri KL, central market, petaling street
- 20.00 Balik ke hotel
aaahhh…keren ternyata kamu mau bikin blog selengkap ini…pantes aja semua”nya lengkap ringkasannya, hehheee
yeaayy!! hahaha 😀
ikutin terus lanjutannya ya 😉
cie. sweet escape nih critanya yahhh
bangeett.. >_< haha..
dengan memanfaatkan momen very long weekend 😀
Kenapa nggak ke hotel dulu baru pesan bus ke Singapure, jadi nggak berat2 bawa koper ke terminal bus.
soalnya tempat jalan2nya di dekat hotel..kalo ke hotel baru beli tiket baru jalan2 jadi bolak-balik 😀
wah… its a very nice holiday…. detail banget ceritanya…. seharus jadi jurnalis….
hehe..alhamdulillah..
kemarin sambil jalan2 sambil bawa buku catatan, jadi semua tercatat, biar ga ada yg lupa diceritain 😀
Nadine, ga nyangka pas nyari2 ttg KL aku nyasar di blog kamu, hehe 😀
hahaha yeay!! Alhamdulillah 😀 gimana udah jalan2 ke mana aja vin?
Hemmm….jadi kangen banget ni….
Pengin pergi lagi ke malaysia……
Dah banyak yg berubah….
Lebih kerenN,nnn
waktu itu pergi ke malaysia tahun berapa mbak? 🙂
Lagi cari-cari tentang travelling, nemu blog ini. Keren 🙂
Saya juga pengen nih travelling. Masih pemula. Dan info-info yang ada di blog ini bermanfaat banget.
Thankyou 🙂
Alhamdulillah 🙂 salam kenal, Clara..happy traveling 🙂