Menjadi Asisten Kelas Praktikum Komputer

Jadi ceritanya, saya memang berniat menghabiskan kuliah wajib saya di satu tahun pertama masa perkuliahan S2 saya ini, karena saya berniat pada tahun kedua fokus di riset dan menjadi asisten kuliah atau melakukan part time job dan juga mengambil kelas bahasa Jepang lagi.

Tentu saja awalnya saya berniat menjadi asisten untuk kelas yang diadakan dalam bahasa Inggris saja. Saya pun mengirim email pada beberapa sensei yang saya kenal yang juga merupakan foreigner untuk menanyakan apakah ada peluang menjadi asisten beliau untuk semester ini. Alhamdulillah dari 3 orang sensei yang saya kirimi email, 1 orang menerima saya, sedangkan 2 orang lagi mengatakan tidak memerlukan asisten untuk kelasnya.

Tidak lama setelah itu, saya mendapat kiriman email dari milis jurusan bahwa sedang dibuka pendaftaran untuk asisten kuliah Sistem Informasi bagi mahasiswa S1 tahun pertama. Tentu saja email ini pun dalam bahasa Jepang dan kuliah pun akan diadakan dalam bahasa Jepang. Setelah saya pikir-pikir, kayaknya menarik juga jika punya pengalaman ngasisten kelas Jepang, jadi saya pun mendaftar.

Semester lalu saya mendapat mahasiswa jurusan sosial, sedangkan semester ini saya mendapat mahasiswa jurusan science. Alhamdulillah jadi macem-macem pengalaman yang dirasakan 😀

proglanguages
Photo courtesy Google 😀

Pertama-tama, saya mau cerita dulu tentang materi kelasnya. Jadi, seperti judulnya, di kelas ini diajarkan tentang Sistem Informasi, mulai dari penggunaan jaringan kampus, Ms. Word, Ms. Excel, PPT, dan yang terakhir pemrograman.

Nah mendengar penggunaan Ms. Office sekeluarga itu mungkin awalnya kita pikir mudah karena sudah biasa pakai juga. Ternyata yang diajarkan di sini benar-benar detail sampai penggunaan fungsi menu-menu yang ternyata memudahkan sekali dalam pembuatan berbagai macam dokumen. Banyak sekali yang saya juga baru tau, jadi ketika sensei-nya menjelaskan, saya ikut mendengarkan juga dan saya pun jadi belajar juga 😀 Alhamdulillah, 勉強になりました!

Tapi ternyata, untuk penggunaan Ms. Office, berdasarkan pengalaman saya setahun ini, di antara mahasiswa kelas sosial, banyak sekali pemakaian simpel-simpel yang mereka juga belum bisa. Jadi tiap ngasisten, banyak sekali yang bertanya ke saya. Mungkin dulu dari SD sampe SMP ada beberapa sekolah yang tidak terlalu banyak memakai komputer kali ya.Saya pikir, ternyata tepat juga ada pelajar komputer dari awal banget seperti ini, supaya menyamaratakan dulu kemampuan seluruh mahasiswa.

Namun ketika saya ngasisten anak-anak science, ga banyak yang nanya ke saya, bahkan yang nanya ke sensei juga ga banyak. Jadi di setengah semester ini saya agak gabut. Hehe

Saya jadi teringat bahwa di Jepang ini sistem sekolahannya agak berbeda dengan Indonesia. Selain ada SD sampe SMA seperti kita, setelah lulus SMA ada yang namanya Kosen, kalo di Indonesia semacam D1 sampai D3. Kosen ini juga ada jurusan2nya. Nah berbeda dengan di Indonesia, kebanyakan yang ambil D3 ya sudah sampai D3 saja, setelah lulus langsung kerja. Tapi kalo di Jepang, sangat umum melanjutkan dari D3 ke S1. Jadi urutannya SD-SMP-SMA-Kosen-S1. Nah saya jadi menyimpulkan sendiri, mungkin yang dari Kosen science sudah banyak belajar komputer waktu di Kosen, berbeda dengan yang dari Kosen jurusan sosial.

*****

Kemudian proporsi materi praktikumnya juga berbeda. Di kelas sosial semester lalu, materi pemrogramannya hanya 2 pertemuan terakhir. Sedangkan di kelas science sekarang ini ada 6 pertemuan terakhir dari 11 pertemuan. Untuk mahasiswa sosial, bahasa pemrograman yang diajarkan Visual Basic, dan untuk mahasiswa science belajar Processing. Sudah jelas ya tingkat kesulitannya pun berbeda 😀

Nah sayangnya, sebelum masuk ke belajar pemrograman, mereka tidak diajarkan algoritma dulu. Padahal, pemahaman algoritma kan dasarnya pemrograman banget. Dari Algoritma, kita belajar bagaimana memproses sebuah kejadian yang kita inginkan menjadi kalimat-kalimat yang dapat dituliskan dalam rumus atau logika matematika. Kalo belajar pemrograman tiba-tiba diajarkan bahasanya, kita ga bakal ngerti proses apa sebenernya yang terjadi di balik itu. Kalo kita belajar Algoritma dulu, mau bahasanya diganti-ganti insya Allah cepet bisanya. Yah setidaknya ini yang saya rasakan hehe bener ga ya yang lain juga merasa demikian? Ternyata ga sia-sia ya dulu di TPB ITB belajar Algoritma, ga salah juga kurikulumnya belajar Algoritma dulu baru pemrograman. Ternyata terpakai sampai sekarang 🙂 Buat dosen-dosen yang dulu ngajarin saya, subhanallah banget pahala amal jariyahnya. Saya jadi bisa ngajarin yang lain juga :’)

Back to topic. Jadi, karena tidak belajar Algoritma dulu, banyak di antara mahasiswa yang bener-bener ga ngerti harus mulai nulis dari mana ketika disuruh membuat program dari awal. Ada juga memang beberapa yang langsung bisa, tapi banyak yang ketika bertanya ke saya harus saya jelaskan dari awal. Bagaimana mengubah “suatu kondisi” jadi ungkapan “if”, bagaimana menuliskan sesuatu berkali-kali jadi ungkapan “for”, apa yang harus dituliskan di dalam for tadi, dan sebagainya. Lalu, karena program-program contoh sudah diberikan oleh sensei, kebanyakan hanya copy-paste tanpa tahu fungsinya apa, jadi saya harus menjelaskan lagi kenapa hal itu ditulis seperti itu, dan sebagainya. Tapi alhamdulillah, seneng juga jadi merasa berguna, dan jadi tantangan juga buat menjelaskan dalam bahasa Jepang 🙂

*****

Hal lain lagi yang sebenernya saya merasa kasihan sama mahasiswa2 ini, jadi, kalo belajar Visual Basic, sudah ada versi bahasa Jepangnya. Kalo di software kan misal kode kita ada yang salah, nah itu kan diberi tahu salahnya di mana, misal kurang tanda baca “;”, dst. Jadi untuk mahasiswa sosial kemarin mereka bisa belajar sendiri dari kesalahan yang mereka lakukan.

Tapi untuk software Processing belum ada versi bahasa Jepangnya. Jadi ketika ada pesan kesalahan yang keluar, mereka tidak tahu salahnya apa (secara pada ga bisa bahasa Inggris) >_< Jadi banyak di antara mereka yang bertanya hanya karena kesalahan-kesalahan yang simpel. Tapi ya akibatnya mereka jadi ga bisa belajar sendiri, jadi ga bisa meng-improve diri sendiri dari kesalahan yang dilakukan.

Selain itu, sebagian besar dari mereka suka takut untuk menuliskan sesuatu dalam program. Padahal kan namanya belajar pemrograman ya harus berani coba-coba berasarkan pemikiran sendiri. Misal, bener ga ya kalo kondisi seperti ini ditulisnya if (x<6), kalo misal program yang dijalankan ga sesuai harapan, oh mungkin harusnya if (x<=6). Nah mereka ini kurang berani buat coba-coba. Jadi sering sekali bertanya, “ini ditulisnya gini ya?”. Ya sebagai guru yang baik, saya ga pernah menjawab langsung pertanyaan dengan iya atau tidak, karena nanti mereka jadi tidak belajar, mereka nanti jadi tidak tahu kenapa hal ini begini dan kenapa hal itu begitu. Jadi biasanya kalo ditanya seperti itu, saya selalu jawab “coba aja ditulis dulu, nanti lihat salah atau nggak” kemudian kalau salah, saya coba jelaskan lagi kondisinya seharusnya bagaimana, tapi tetep, mahasiswanya sendiri yang harus menuliskannya dalam bentuk kode pemrograman.

*****

Alhamdulillahnya, memang orang Jepang ini sangat menghargai orang lain. Kalo udah dibantu, mereka akan dengan sungguh-sungguh bilang terima kasih. Pernah ada seorang murid yang karena saya tungguin sampai selesai, pas sudah di luar kelas sampai bilang terima kasih berkali-kali. Saya jadi ga enak sendiri, hehe. Tapi alhamdulillah, senang karena merasa bisa membantu yang lain.

Hari ini adalah hari terakhir kelas ini. Bahkan saya nulis ini masih di kelasnya, hehe. Mumpung perasaannya masih membekas, harus segera dituliskan biar ga keburu lupa 😀 Udah gitu, di akhir kelas tadi, banyak mahasiswa yang mengucapkan “Selamat Tahun Baru” ke saya dan sensei. Alhamdulillah bersyukur juga dapat pengalaman seperti ini. Nggak tahu di masa akan datang bakal punya pengalaman serupa lagi atau tidak, tapi yang pasti, pengalaman ini sudah saya tuliskan di sini biar bisa diingat-ingat lagi suatu saat nanti 🙂

 

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: