Seleksi Wawancara Monbusho G2G 2013

Tahap sebelumnya : Ujian Tertulis

Sebetulnya saya sudah agak merasa putus asa dan tidak berani berharap banyak gara-gara tes bahasa Inggris yang cukup susah kemarin. Tapi, harapan itu masih ada sih walaupun cuma secuil. Pokoknya, doa yang tak henti saya ucapkan kala itu, ” Ya Allah, berikanlah yang terbaik saja menurut-Mu”. Alhamdulillah, berkat doa itu, hati ini menjadi cukup tenang menghadapi apa pun hasilnya nanti.

Tidak disangka-sangka, 2 minggu setelah tes tulis, tepatnya tanggal 4 Juli 2012, tiba-tiba seorang teman meng-sms saya, “Din, cek website!” Wah, kalo smsnya kayak gini, mestinya sih kabar baik (udah GR gitu 😛 ) Saya pun lagi-lagi membuka website kedubes dengan hati dokidoki >_<

Daann.. Alhamdulillah, saya dinyatakan lolos ujian tertulis bersama sekitar 90-an pelamar lainnya. Rasanya bener-bener ga nyangka dan speechless. Segala puji hanya untuk Allah saja yang sudah membawa saya hingga sejauh ini 🙂

Saat itu, pengumuman yang lolos ujian tertulis langsung disertai dengan jadwal wawancaranya. Saya kebagian wawancara hari Rabu tanggal 18 Juli 2012 sesi pagi. What?! itu kan cuma 4 hari setelah wisuda >_< yang mana saya sudah merencanakan untuk berlibur dengan orang tua, adik, dan sepupu saya di Bandung. Namun takdir berkata lain, terpaksa rencana liburannya jadi dipadatkan hingga hari Selasa saja.

Persiapan

Sejak mengetahui pengumuman bahwa saya lolos ujian tertulis, dan mengetahui kenyataan bahwa mendekati wisuda pasti heboh dengan persiapannya, saya pun berlatih untuk menghadapi wawancara ini sedini mungkin. Waktu itu, saya langsung searching pengalaman wawancara Monbusho dari senior-senior dan pertanyaan-pertanyaan apa saja yang mungkin keluar. Saya bahkan membuat cheatsheet rencana jawaban yang akan saya sampaikan jika memang pertanyaan itu keluar 😛

Berikut isi dari cheatsheet saya:

Perkenalan diri

  • Saya lahir di mana, background keluarga, pekerjaan orang tua, serta riwayat pendidikan saya dari SD hingga kuliah
  • Saya tekankan bahwa saya sudah terbiasa jauh dari orang tua sejak SMA karena tinggal di asrama, lalu ketika kuliah saya juga ngekos di Bandung (memberikan kesan kepada pewawancara bahwa kita tidak akan masalah tinggal berjauhan dari keluarga)
  • Saya sebutkan kelebihan serta kekurangan saya, serta bagaimana cara saya menghadapi kekurangan itu (menunjukkan bahwa kita mengenal diri kita dengan baik dan tahu cara meminimalisasi kekurangan)

Tentang riset

  • Saya cerita abstrak riset saya dengan bahasa yang lebih santai daripada yang tertulis di paper
  • Dari mana saya dapat ide untuk melakukan riset ini
  • Apa keuntungannya jika riset ini dikembangkan
  • Langkah-langkah apa saja yang sudah saya pikirkan untuk mewujudkan riset ini (menunjukkan bahwa kita tahu apa yang mau kita lakukan saat riset kelak)
  • Saya juga siapkan handout yang berisi bagan riset saya untuk diberikan kepada peawancara kelak (menunjukkan bahwa kita melakukan persiapan untuk menghadapi wawancara nanti)

Seputar Jepang

  • Apa saja yang saya ketahui tentang Jepang. Karena tahun 2011 Alhamdulillah kebetulan saya mendapat kesempatan untuk ke Jepang, saya ceritakan saja hal-hal baik yang saya rasakan dari kunjungan ke Jepang tsb.
  • Saya juga cerita bahwa saat ini sedang les bahasa Jepang
  • Sudah bisa masak beberapa makanan Jepang (padahal yang gampang-gampang doang 😛 )
  • Kenapa memilih Jepang sebagai tempat menuntut ilmu daripada negara-negara lainnya
  • Sudah kontak dengan profesor Jepang atau belum

Pertanyaan trivial

  • Perdana menteri Jepang, menteri2 di Indonesia
  • Isu-isu yang lagi hangat sekarang di Jepang maupun Indonesia
  • Kenapa mereka harus memilih saya dibanding pelamar lainnya

Yah kira-kira seperti itu isinya. Karena wawancara nanti akan menggunakan bahasa Inggris, semuanya saya tulis dalam bahasa Inggris lalu saya hapalkan. Hehe. Niat banget yak. Saya cuman ga mau tiba-tiba lupa bahasa Inggrisnya apa trus jadi gagap di depan pewawancara kelak >_<

18 Juli 2012

Hari H

Sehari sebelumnya, saya, orang tua, serta adik saya yang kala itu sedang di Bandung untuk menghadiri wisuda saya, bersama-sama menginap di rumah om saya di Bekasi. Ortu dan adik saya akan pulang ke Balikpapan hari Kamis melalui bandara Soekarno-Hatta, jadi sekalian menemani saya wawancara hari Rabu-nya.

Wawancara akan diadakan di Kantor Kedubes Jepang di Thamrin mulai pukul 08.00. Berbekal pengalaman buruk pernah terlambat datang wawancara di suatu gedung lain di daerah Thamrin juga karena berangkat dari Bekasi pukul 05.45, dan langsung menyebabkan saya tidak lolos wawancara lain tsb, kali ini saya tidak mau lagi fail wawancara karena datang terlambat. Nggak banget! >_< Apalagi ini hal yang sudah saya impikan sejak lama.

Maka, pagi itu saya, om saya yang mengantar dengan mobil, ortu dan adik saya sebagai cheerleader, bersama-sama kami berangkat pukul 05.15. Dan tahu tidak sodara-sodara, pukul 06.00 saya udah sampai di Thamrin! siiinng…koak koak..sepiiii bangeett.. Berangkat 05.15 jam 06.00 udah sampe. Dulu berangkat 05.45, sampai jam 08.30! Beda banget! Dasar Jakarta! Macetnya ga bisa ditebak! Beruntung saya bukan orang Jakarta >_<

Alhasil, kami menunggu di parkiran depan EX Plaza yang untungnya sudah buka karena pagi-pagi memang banyak yang nge-gym di situ. Sambil menunggu, kami pun sarapan dengan bekal yang dibawa dari rumah, dan saya mengulang-ulang lagi hapalan cheatsheet saya. Sekitar pukul 07.30 kami memutuskan ke sebelah, ke gedung kedubes Jepang.

Alhamdulillah sudah ada beberapa orang yg menunggu pintu dibuka. Sekitar jam 08.00, peserta wawancara dipersilakan masuk, sedangkan om, ortu, serta adik saya berencana menunggu di McD Sarinah yang buka 24 jam.

Untuk shift pagi ini, ada 7 orang yang akan diwawancara. Pertama-tama kami diajak ke perpustakaan bagian pendidikan. Di situ, kami dibagikan beberapa rangkap dokumen yang harus kita kumpulkan kembali ke kedubes jika kita dinyatakan lolos wawancara. Setelah itu, kami diajak masuk ke bagian kantor melalui pintu berlapis 2 yang cuma bisa dimasukin oleh mereka yang memiliki kartu dengan chip khusus. Benar-benar ketat ya pengamanannya.

Kami dipersilakan menunggu di sebuah ruang tunggu. Rupanya ruangan itu berbagi dengan musola. Di bagian kiri ruangan terdapat beberapa sofa, dan di sebelah kanannya merupakan musola yang diberi batasan berupa partisi. Di situ kami dijelaskan bahwa wawancara akan dilakukan antara 20-30 menit tiap orang. Saya mendapat urutan ke-3 (atau ke-4 ya, saya lupa). Sembari menunggu giliran, saya pun menyempatkan solat dhuha untuk menenangkan hati dan supaya diberikan kelancaran dalam menjawab pertanyaan kelak.

Dari obrolan dengan sesama peserta wawancara, ketahuanlah ternyata saya yang paling muda. Yang lainnya pada udah kerja, dan ada beberapa yang sudah pernah sekolah di Jepang sebelumnya, maka bisa dipastikan bahasa Jepangnya lumayan lancar semua >_< Huhu..saya minder banget deh kala itu. Pokoknya di dalam hati saya terus berdoa mohon diberikan yang terbaik saja sama Allah. Apa pun hasilnya, saya cuma minta sama Allah supaya ga gagap saat menjawab pertanyaan nanti.

Tibalah giliran saya. Tiap langkah menuju ruangan sama beratnya dengan angkat barbel, dan tiap hela nafas sama sesaknya dengan mendaki gunung (lebay doang sih ini). Tiba di ruangan, saya mengetuk pintu dan dibukakan oleh mas-mas Jepang yang ramah banget. Saya pun dipersilakan duduk.

Ruangan wawancaranya ternyata kecil banget. Di dalamnya dimasukin sebuah meja besar dengan 6 buah kursi yang mengelilingi, 1 untuk saya, 5 lainnya untuk pewawancara di hadapan saya. Saya sebenarnya bingung, gimana bisa meja sebesar ini dimasukin melalui pintu yang sempit itu ya? (intermezzo 😀 )

Saat saya masuk, salah seorang pewawancara tidak ada. Yang ada hanya 2 orang bapak orang Indonesia, seorang bapak orang Jepang yang sudah cukup tua, dan seorang lagi mas-mas Jepang tadi.

Pertanyaan pertama (saya lupa siapa yang menanyakan), “Good Morning. Nadine, right? So please tell us about yourself, Nadine.” Alhamdulillaaahh…pertanyaan pertama sesuai dugaan, dan jawaban pun mengalir sesuai hapalan saya. Ditambah acting dikit-dikit biar ga keliatan kayak menghapal banget. Hehe 😀 Alhamdulillah berkat pertanyaan pertama yang bisa dijawab dengan lancar ini, perlahan-lahan rasa gugup ini hilang dan saya mulai merasa percaya diri.

Berikutnya, saya diminta menjelaskan seputar rencana tesis saya. Saya pun membagikan handout yang sudah saya buat dan menjelaskan sesuai bagan di handout tersebut. Pertanyaan-pertanyaannya yang masih saya ingat antara lain:

  • Kenapa kamu pikir riset ini penting dan harus dilakukan?
  • Apa keuntungannya bagi Jepang dan Indonesia?
  • Apakah bisa mempererat kerjasama antara Jepang dan Indonesia?

Alhamdulillah, saya tidak terlalu dibantai saat menjelaskan tentang tesis ini >_< Tapi salah satu bapak yang dari Indonesia agak galak dan jutek saat menanyakannya, sementara 2 orang Jepang bahasa Inggrisnya sangat susah dicerna.

Setelah itu, 2 orang Jepang menanyakan hal seputar Jepang dan budaya Jepang apa saja yang sudah saya ketahui. Alhamdulillah, walaupun bahasa Inggris mereka agak susah didengar, pertanyaannya ga susah-susah, jadi bisa saya jawab dengan lancar. Setelah saya cerita-cerita tentang ketertarikan saya terhadap Jepang, eh malah jadi ngobrol-ngobrol sama bapak-bapak tersebut.Lalu saya juga disuruh mempraktekkan kemampuan bahasa Jepang saya. Waktu itu, saya cuma menceritakan hal-hal yang saya alami waktu jalan-jalan ke Jepang tahun 2011 lalu. Ternyata mereka ber-4 ramah-ramah aja kok, dan bahkan kami sempat tertawa-tawa (lupa karena ngobrolin apa) 😀

Alhamdulillah, secara keseluruhan, saya merasa wawancara ini berlangsung dengan sangat baik dan lancar. Saya pun keluar ruangan dengan langkah kaki jauh lebih ringan. Begitu sampai di ruangan tunggu dan bertemu peserta wawancara lainnya, mereka bilang saya wawancaranya lama banget. Dan benar saja, ternyata saya menghabiskan waktu lebih dari 30 menit sementara orang-orang sebelum saya kalau tidak salah hanya 20 menit.

Berdasarkan nasihat dari seseorang, jika dalam suatu wawancara kamu diwawancara dalam waktu yang lama, it’s a good sign. Artinya pewawancara tertarik denganmu dan ingin menggali seperti apa kamu lebih jauh lagi. Jika kamu diwawancara sebentar, sebaliknya, mungkin pewawancara sudah tidak tertarik denganmu dan sudah tidak tahu mau bertanya apa lagi. Dan sekarang saya sudah mengalami keduanya.

Wawancara terdahulu (bukan wawancara Monbusho) yang saya ceritakan di atas saya gagal gara-gara terlambat datang, saat wawancara, hal pertama yg dibahas sama pewawancaranya adalah “Nadine tadi datang terlambat ya?”. Bapak itu nanyanya santai aja sih, tapi dia langsung menceramahi saya mengenai keterlambatan tersebut. Dan benar saja, wawancara saya singkat banget! Cuma 30 menit, sementara orang-orang lain sejam sampai satu setengah jam. Dan saya tidak lolos dalam wawancara tersebut.

Sementara yang terjadi di wawancara Monbusho ini sebaliknya. Saya diwawancara cukup lama dan Alhamdulillah, pada tanggal 31 Juli 2012, saya mendapat pengumuman bahwa saya lolos seleksi wawancara, yang artinya saya lolos Primary Screening! ^_^ Alhamdulillah…

Dari 90-an peserta tes wawancara, hanya 35 peserta yang dinyatakan lolos Primary Screening ini. Langkah berikutnya yang harus kami lakukan adalah mengisi form yang sudah dibagikan tadi serta mengumpulkan Letter of Acceptance (LA) dari profesor di Jepang. Apa itu LA? Tunggu lanjutan ceritanya ya! 🙂

Tahap selanjutnya : Melengkapi dokumen lagi

45 thoughts on “Seleksi Wawancara Monbusho G2G 2013

  1. Waah!
    Thanks ud dibls. Hihii

    Iyaa gpp, mau ikutin kisah km disana. Pasti seru. Negri impian. Hikss
    Skrg juga lgi siap2 nich apply. Cuma pengen tanya, mungkin km tau,

    Aq dri fakultas sastra, ntar pengen pilih fakultas pendidikan. Dulu pernah bljr tentang teori penndidikan n mengajar srta praktek 2 semester. Kira2 itu kejauhan ga ya majornya.

    Thanks
    Ganbatte din “̮

      1. hehe sip2 kalau gitu..
        jadi intinya, untuk major itu memang ga skalek,
        selama kamu bisa meyakinkan tim seleksi bahwa kamu tahu apa yg akan kamu lakukan nanti, pasti ada kesempatan 🙂
        good luck ya!

      2. Dear Nadine,

        Mau tanya lagi nich, hahaa Dalam Form Field study ada 3 pertanyaan bukan, untuk tiap pertanyaan dijawab dengan menjelaskan saja atau bentuknya seperti proposal/outline? Khususnya untuk pertanyaan nomer 3.

        Thanks Nadine, hihihi

        ________________________________ Dari: Atashi no Hanashi Kepada: chris_9hn@yahoo.co.id Dikirim: Rabu, 20 Februari 2013 22:38 Judul: [New comment] Seleksi Wawancara Monbusho G2G 2013

        WordPress.com atashinohanashi commented: “hehe sip2 kalau gitu.. jadi intinya, untuk major itu memang ga skalek, selama kamu bisa meyakinkan tim seleksi bahwa kamu tahu apa yg akan kamu lakukan nanti, pasti ada kesempatan 🙂 good luck ya!”

      3. Boleh aja kok dua2nya, baik penjelasan maupun outline. Kalo saya yg no 3 aja yg outline, yg lainnya penjelasan berbentuk paragraf gitu 🙂

      4. Wow, thanks

        you respond us swiftly,

        ________________________________ Dari: Atashi no Hanashi Kepada: chris_9hn@yahoo.co.id Dikirim: Senin, 18 Maret 2013 2:09 Judul: [New comment] Seleksi Wawancara Monbusho G2G 2013

        WordPress.com atashinohanashi commented: “Boleh aja kok dua2nya, baik penjelasan maupun outline. Kalo saya yg no 3 aja yg outline, yg lainnya penjelasan berbentuk paragraf gitu :)”

  2. assalamualaikum mba nadine,,

    lagi search2 info monbusho, ngga sengaja ketemu blog ini. jadi baca semua ttg monbusho *hehe*
    mau nanya mba, klo daftar bia GtoG perlu kontak profesor dulu sblm mengirimkan aplikasi nya ngga?

    ditunggu ya jawabannya. maturnuwun 🙂

    1. wa’alaykum salam, Intan..
      waktu seleksi dokumen pertama kali belum perlu kontak profesor karena ga akan ditanya. tapi sebaiknya sambil menunggu pengumuman lolos ke tahap2 selanjutnya, sambil mencari profesor aja. karena kalau lolos sampe seleksi beasiswa, biasanya (atau malah selalu) pewawancara nanya apakah kita sudah ada kontak prof atau belum. kalau sudah kan akan makin menunjukkan bahwa kita niat mendapat beasiswa ini. 🙂

      1. waa, cepet bgt di balesnya 🙂

        makasih mba infonya, skrg lg siap2 buat apply hehe 🙂

  3. Kak Nadine, apakah lolos Primary Screening sudah dipastikan juga lolos Secondary Screening atau sudah pasti lolos ke Jepang?
    Terima kasih!

    1. In most case sih begitu. Asal kita dapet profesor yg mau nerima qt di labnya, belum pernah ada kejadian yg ga lolos. Tapi ya memang ga bisa dibilang ‘pasti’ juga sih. Lebih tepatnya ‘kemungkinan besar’.

  4. Salam mba nadine.. bagus banget informasinya.. terima kasih ya.. mungkin bisa kasih tips2 juga seputar proses pemilihan topik riset dan juga menemukan profesor hingga dapet Letter of Acceptance dari sana.. Oh ya klo monbusho ini bisa pake IELTS ga ya? Klo TOEFL ITP aja ternyata bisa ya? Terima kasih banyak 🙂

    1. makasih rizka..iya memang sudah berniat menulis tahap selanjutnya yaitu pencarian profesor dan letter of acceptance tapi ga sempet2 >_<
      tunggu aja postingannya ya 🙂
      saya ga tau bisa pake IELTS atau nggak, coba aja lihat di syaratnya ada ga ya? kalau ga ada, coba aja telpon langsung kedubesnya. stafnya ramah2 kok dalam menjawab pertanyaan seputar monbusho. good luck ya! 🙂

  5. Wah hebaat…semoga Allah SWT memudahkan segala urusanmu ya nadine aamiin..btw nilaai toefl untuk syarat dokumen memang min.harus 550 ya? Gmn pengalaman sebelum2nya yg nadine chan tau?? Doumo arigatou..sya jg niat mo sekolah kesana..tp untuk s3,klo ada infonya mhn dishare ya nadine chan..
    Ganbatte 😉

    1. Aamiin..makasih mas (bener ga sih ‘mas’?) rodamemn..iya memang harus 550, tidak bisa kurang dari itu 🙂
      syarat untuk S3 sama kok dengan yg untuk S2 ini..

      1. hihi…saya perempuan *sudah biasa dipanggil mas atau bung …saya maklum… oke deh thanks ya infonya 🙂

  6. Halo salam kenal Nadine,

    Nama saya Oscar. Pas saya baca postingan kamu ini, saya jadi deg-degan sendiri mikirin bagaimana prosesnya nanti untuk tahun ini, khususnya bagian interview, karena dari ratusan atau mungkin ribuan hanya akan diambil 100 (di webnya), kemudian diciutkan lagi menjadi 90 atau kurang, kemudian sekitar sepertiganya ya. Hitung2annya bikin lumayan stress, H2C dan gak bisa tidur. Hasil seleksi dokumennya senin depan. 3 hari lagi dari sekarang. saya ingin menanyakan lebih lanjut tentang proses setelah first screening, tapi mungkin setelah hasil seleksi dokumen dulu. Trims buat sharenya yaa…sangat membantu…

      1. sudah di interview, interviewnya berlangsung sangat cepat hanya 20 menit. tahun ini semua yang ikut tes tertulis juga ikut tes interview. Pas interview saya masih sakit, agak maksa juga pas interview, berusaha tampak fit,
        beberapa pertanyaan seperti case study juga ditanyakan, bahkan sampai isi proposal penelitian seperti alat penelitian, hipotesis, dsb. Pas bagian research proposal bisa dibilang saya dibantai habis2an dengan pertanyaan2 yang sangat spesifik hingga saya berpikir apa emang harus sudah menyusun penelitian sampai bab 3. Didalam ruangan bener2 nervous, bbrp isi essential proposal research ku, terlupa seperti bagian manfaat penelitian bagi kedua negara, saking nervous jadi lupa, saya hanya fokus di latar belakang, permasalahan dan tujuan penelitian. Kandidat2 tahun ini lumayan hebat2, hanya sempat kenalan sama 3 kandidat untuk master ekonomi dan 1 kandidat doktoral ekonomi. Well, for now hanya bisa berdoa, hasilnya akan dimuat senin minggu depan. Mudah2an ada abjad “O” didalamnya. Amin ya Tuhan….

      2. Belom lulus 🙂 belom rezeki, hehe. Ntar coba lagi tahun depan. Tapi pas interview emang agak sulit, pertanyaan sangat detail dan pake contoh kasus gitu. Tahun depan persiapan kudu Lebih baik deh, hehe

      1. Saya sedang mempersiapkan juga. Rencananya saya ingin ambil di Nagoya dan untuk entrance exam hanya dibutuhkan English. tapi kampus sy tdk ada MOU dgn Nagoya jadi saya sekarang sedang kontak dgn pilihan kedua yaitu Okinawa. Tapi kesulitannya mreka minta JLPT N1 karena kuliahnya pure in English. Btw, gimana sih melamar lewat jalur u2u?

      2. kenapa mereka minta N1 kalau kuliahnya pure in English?

        btw, ttg U2U, saya kasih link dari senior saya yang dapat beasiswa U2U. linknya ada di postingan saya terdahulu yg judulnya ‘Beasiswa Monbusho G2G’. coba dicek lagi ya 🙂

      3. Program yang di Okinawa itu pure Japanese. Aku coba G2G dulu karena pengen apply ke program yang English, karena program yang U2U kebanyakan pure Japanese. Trims yaa….

  7. Nadine, blog kamu bener-bener ngasih pencerahan. Makasih banyak. Dulu waktu saya SMA sempat juga ikut MEXT untuk D3 hanya belum rejeki. Sekarang saya sudah 26 tahun dan keinginan untuk melanjutkan kuliah ke Jepang masih sangat besar. Sekarang saya sedang menyiapkan dokumen utk MEXT 2014 dan blog kamu ngasih pencerahan banget. Saya juga masih belum tau apakah saya berkesempatan untuk lulus namun setidaknya kita patut untuk mencoba kan.

    Nadine, boleh kita kenal lebih dekat, untuk saling bertukar informasi. Sebenernya sih saya yang perlu. Hehe. Kalau berkenan, boleh kirim email? ini email saya: novianti.dini@gmail.com kalau memang belum berkesempatan pun, saya memaklumi kok. Terima kasih banyak untuk postingannya. Saya tunggu untuk postingan kamu selanjutnya.

    Best regards,
    Dini

    1. Halo Mbak Dini,

      Alhamdulillah, senang kalo tulisan saya bisa beranfaat. Tetep semangat, Mbak. Jika memang rejeki in sha Allah ada jalan.

      Boleh banget, Mbak. Nanti saya kirim email ke Mbak ya 🙂

      Regards,
      Nadine

Leave a reply to rodamemn Cancel reply