Alhamdulillah,
Segala puji bagi Allah yang telah memberiku umur hingga bisa sampai pada Ramadhan tahun ini. Semoga Ramadhan ini bisa jadi Ramadhan yang terbaik dalam hidup, karena kita tak akan pernah tahu apakah kita akan sampai pada Ramadhan2 lainnya di tahun yang akan datang.
Beberapa hari sebelum Ramadhan seperti biasa di Indonesia selalu heboh dalam penentuan hari pertamanya jatuh pada tanggal berapa Masehi. Sebenarnya ini bukan hal yang harus disedihkan atau diprihatinkan atau bagaimana, karena perbedaan persepsi dalam hukum fiqh Islam adalah hal yang biasa. Yang saya heran adalah, kenapa untuk tanggal2 seperti 1 Muharram atau Idul Adha ga pernah bermasalah atau ada perbedaan pendapat? Kenapa hanya bulan Ramadhan aja yg penentuannya selain bisa dengan cara hisab bisa juga dengan cara ru’yatul hilal? Kenapa oh kenapa? *lebay
Hari pertama Ramadhan ini merupakan Ramadhan yang paling berbeda dalam hidup saya selama 21 tahun ini. Beberapa alasannya adalah sebagai berikut:
- Tepat 1 minggu setelah saya resmi menyandang suatu gelar di belakang nama saya, yaitu ST, yang mana sebenarnya saya
tidakbelum merasakan perbedaan berarti dari sebelum adanya tambahan 2 huruf ini. - Ramadhan pertama saya menjadi pengangguran. Maafkan saya ya, Indonesia, sudah menambah jumlah penduduk tanpa profesi seperti ini. Tapi insya Allah ini tidak akan lama. Amiinn 🙂
- Ramadhan pertama saya tidak berpuasa pada tanggal 1 Ramadhan!! Oh nooo T_T Ini benar2 pertama kalinya dalam hidup saya (setelah akil balig tentunya) saya tidak berpuasa pada hari pertama Ramadhan, yang berarti juga saya akan terancam tidak dapat berpuasa lagi di hari2 terakhir Ramadhan di mana 10 hari terakhir merupakan hari2 penuh berkah, dan di mana saya juga terancam tidak bisa solat Ied 😦 Hiks, ya Allah, semoga tidak mengurangi keberkahan Ramadhan di pertengahan bulannya ya..
Dan entah mengapa, hari ini saya sediiihhh banget karena ngerasa begitu jauh dengan keluarga. Baru kali ini kesedihan ini benar2 terasa. Padahal baru sendirian di Bandung ya (udah 4 tahun biasa sendirian juga), gimana dengan teman2 yg lagi merantau di luar negeri? Apalagi yg negaranya minoritas Islam. Pasti lebih sedih karena bahkan saat2 ini ga kerasa kayak Ramadhan.
Alhamdulillahnya, saya masih disisakan amanah yg belum selesai oleh Allah. Alhasil seharian ini pun dihabiskan dengan menyicil amanah tersebut. Target saya, amanah ini harus banget selesai sebelum Lebaran, karena saya tak ingin ketika buku amal saya diperbarui, saya masih memiliki catatan hutang di dalamnya. Insya Allah..
Menjelang sore tadi, saya pun iseng2 keluar kosan untuk sekedar menghirup udara segar dan melihat2 suasana Ramadhan di sekitar kosan. Tak biasanya, saya jalan2 ke daerah Cisitu (biasanya daerah jajahan saya kalo Ramadhan itu daerah dago dan tubagus). Wah ga nyangka, ternyata banyak juga yang jualan ta’jil, mulai dari gorengan (yang tentu saja saya hindari), candil, es buah, kolak, es campur, dll. Dan bahkan saya jadi tahu bahwa Warung Cobek Cisitu akan buka pas jam sahur selama bulan Ramadhan ini. Horeee.. Kegalauan saya akan makan sahur pun terjawab sudah 😀
Alhamdulillah, meskipun hari ini tidak bisa merasakan nikmatnya puasa seperti yang lain, tapi hikmah Ramadhan tetap saya peroleh. Kerjaan amanah saya nambah banyak yg selesai, dan saya juga jadi bisa bikin blog deh setelah selama ini nulis2 notes doang di fb 😀 Semoga blog ini tidak akan diisi dengan hal2 yang galau (tolong ingatkan saya apabila ini terjadi >_<). Semoga blog ini dapat diisi dengan hal2 yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain (amiinn). Dan yang ga kalah pentingnya, semoga saya bisa rutin menulis di blog ini (tidak seperti blog2 saya terdahulu yang akhirnya ditelantarkan *hiks)
Halo, dunia! Selamat menunaikan ibadah puasa! 🙂
Anyway, just for your consideration. Which fasting level are you?